Golongan manusia di bulan Ramadhan dapat dibagi menjadi tiga golongan: [1] Golongan yang boleh berpuasa dan boleh tidak berpuasa, [2] Golongan yang wajib tidak berpuasa, dan [3] Golongan yang wajib berpuasa. Berikut ini penjelasan tentang "Golongan Orang Yang Wajib Tidak berpuasa." Sedangkan penjelasan untuk "Golongan yang boleh berpuasa dan boleh tidak berpuasa", dan "Golongan yang wajib berpuasa" Silahkan klik salah satu judul pada Artikel terkait di bawah postingan ini.
Wanita yang Mengalami Haidh dan Nifas
Para ulama sepakat bahwa wanita haidh dan nifas tidak sah untuk berpuasa dan mereka haram untuk puasa. Dan setelah kembali suci, dia wajib mengqodho puasanya.
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah ketika haidh, wanita itu tidak shalat dan juga tidak puasa. Inilah kekurangan agamanya.” (HR. Bukhari no. 1951). ‘Aisyah mengatakan, “Kami dulu mengalami haidh. Kami diperintarkan untuk mengqodho puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqodho shalat.” (HR. Muslim no. 335)
Bagaimanakah Puasa untuk Wanita Istihadhoh (Darahnya bukan darah haidh dan nifas, namun darah yang tidak normal)? Wanita istihadhoh tetap memiliki kewajiban berpuasa, begitu pula shalat berdasarkan kesepakatan para ulama.
Orang yang khawatir jika berpuasa dirinya akan mati.
Orang seperti ini wajib tidak puasa.
Gila atau hilang kewarasan
Seseorang wajib berpuasa jika ia masuk Golongan yang wajib berpuasa. Namun ketika ia menjadi gila, otomatis kewajiban berpuasa tersebut hilang.
Kewajiban puasa hanya Allah berikan untuk mukallaf, yaitu orang yang mendapat kewajiban syariat. Orang gila bukan termasuk mukallaf. Karena tidak berakal.
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ψ±ُΩِΨΉَ Ψ§ΩْΩَΩَΩ ُ ΨΉَΩْ Ψ«َΩَΨ§Ψ«َΨ©ٍ، ΨΉَΩِ Ψ§ΩْΩ َΨ¬ْΩُΩΩِ Ψ§ΩْΩ َΨΊْΩُΩΨ¨ِ ΨΉَΩَΩ ΨΉَΩْΩِΩِ ΨَΨͺَّΩ ΩَΩِΩΩَ، ΩَΨΉَΩِ Ψ§ΩΩَّΨ§Ψ¦ِΩ ِ ΨَΨͺَّΩ ΩَΨ³ْΨͺَΩْΩِΨΈَ، ΩَΨΉَΩِ Ψ§ΩΨ΅َّΨ¨ِΩِّ ΨَΨͺَّΩ ΩَΨْΨͺَΩِΩ َ
“Pena catatan amal itu diangkat untuk tiga orang, orang gila yang hilang akal sampai dia sadar, orang yang tidur sampai dia bangun, dan anak kecil sampai dia balig.” (HR. Ahmad 956, Abu Daud 4401, dan disahihkan Syuaib al-Arnauth)
Makna: Pena catatan amal diangkat artinya amalnya tidak dicatat. Tidak mendapat kewajiban maupun terkena larangan. Karena dia bukan termasuk mukallaf.
Sumber: BULETIN AT-TAUHID, "YANG BOLEH TIDAK BERPUASA DI BULAN RAMADHAN", Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Wanita yang Mengalami Haidh dan Nifas
Para ulama sepakat bahwa wanita haidh dan nifas tidak sah untuk berpuasa dan mereka haram untuk puasa. Dan setelah kembali suci, dia wajib mengqodho puasanya.
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah ketika haidh, wanita itu tidak shalat dan juga tidak puasa. Inilah kekurangan agamanya.” (HR. Bukhari no. 1951). ‘Aisyah mengatakan, “Kami dulu mengalami haidh. Kami diperintarkan untuk mengqodho puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqodho shalat.” (HR. Muslim no. 335)
Bagaimanakah Puasa untuk Wanita Istihadhoh (Darahnya bukan darah haidh dan nifas, namun darah yang tidak normal)? Wanita istihadhoh tetap memiliki kewajiban berpuasa, begitu pula shalat berdasarkan kesepakatan para ulama.
Orang yang khawatir jika berpuasa dirinya akan mati.
Orang seperti ini wajib tidak puasa.
Gila atau hilang kewarasan
Seseorang wajib berpuasa jika ia masuk Golongan yang wajib berpuasa. Namun ketika ia menjadi gila, otomatis kewajiban berpuasa tersebut hilang.
Kewajiban puasa hanya Allah berikan untuk mukallaf, yaitu orang yang mendapat kewajiban syariat. Orang gila bukan termasuk mukallaf. Karena tidak berakal.
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ψ±ُΩِΨΉَ Ψ§ΩْΩَΩَΩ ُ ΨΉَΩْ Ψ«َΩَΨ§Ψ«َΨ©ٍ، ΨΉَΩِ Ψ§ΩْΩ َΨ¬ْΩُΩΩِ Ψ§ΩْΩ َΨΊْΩُΩΨ¨ِ ΨΉَΩَΩ ΨΉَΩْΩِΩِ ΨَΨͺَّΩ ΩَΩِΩΩَ، ΩَΨΉَΩِ Ψ§ΩΩَّΨ§Ψ¦ِΩ ِ ΨَΨͺَّΩ ΩَΨ³ْΨͺَΩْΩِΨΈَ، ΩَΨΉَΩِ Ψ§ΩΨ΅َّΨ¨ِΩِّ ΨَΨͺَّΩ ΩَΨْΨͺَΩِΩ َ
“Pena catatan amal itu diangkat untuk tiga orang, orang gila yang hilang akal sampai dia sadar, orang yang tidur sampai dia bangun, dan anak kecil sampai dia balig.” (HR. Ahmad 956, Abu Daud 4401, dan disahihkan Syuaib al-Arnauth)
Makna: Pena catatan amal diangkat artinya amalnya tidak dicatat. Tidak mendapat kewajiban maupun terkena larangan. Karena dia bukan termasuk mukallaf.
Sumber: BULETIN AT-TAUHID, "YANG BOLEH TIDAK BERPUASA DI BULAN RAMADHAN", Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal